Sabtu, 22 Oktober 2011
Laju Transpirasi
LAPORAN PRAKTIKUM LAJU TRANSPIRASI
A. Tujuan Praktikum
Untuk membuktikan bahwa kecepatan penguapan air dari daun di pengaruhi oleh luas permukaan daun.
B. Pelaksanaan Kegiatan Praktikum
Hari : Selasa, 18 Oktober 2011
Waktu : 10.40 – 11.40
Tempat : Laboratorium 1 Universitas Nusantara PGRI Kediri
C. Landasan Teori
Dwidjoseputro (1989), menyatakan bahwa transpirasi mempunyai arti penting bagi tanaman. Transpirasi pada dasarnya suatu penguapan air yang membawa garam-garam mineral dari dalam tanah
Kegiatan transpirasi dipengaruhi banyak faktor, baik faktor dalam maupun luar. Faktor dalam antara lain besar kecilnya daun, tebal tipisnya daun, berlapis lilin atau tidaknya permukaan daun, banyak sedikitnya bulu pada permukaan daun, banyak sedikitnya stomata, bentuk dan letak stomata (Salisbury&Ross.1992) dan faktor luar antara lain:
1. Kelembaban
Bila daun mempunyai kandungan air yang cukup dan stomata terbuka, maka laju transpirasi bergantung pada selisih antara konsentrasi molekul uap air di dalam rongga antar sel di daun dengan konsentrasi mulekul uap air di udara.
2. Suhu
Kenaikan suhu dari 180 sampai 200 F cenderung untuk meningkatkan penguapan air sebesar dua kali. Dalam hal ini akan sangat mempengaruhi tekanan turgor daun dan secara otomatis mempengaruhi pembukaan stomata.
3. Cahaya
Cahaya memepengaruhi laju transpirasi melalui dua cara pertama cahaya akan mempengaruhi suhu daun sehingga dapat mempengaruhi aktifitas transpirasi dan yang kedua dapat mempengaruhi transpirasi melalui pengaruhnya terhadap buka-tutupnya stomata.
4. Angin
Angin mempunyai pengaruh ganda yang cenderung saling bertentangan terhadap laju transpirasi. Angin menyapu uap air hasil transpirasi sehingga angin menurunkan kelembanan udara diatas stomata, sehingga meningkatkan kehilangan neto air. Namun jika angin menyapu daun, maka akan mempengaruhi suhu daun. Suhu daun akan menurun dan hal ini dapat menurunkan tingkat transpirasi.
5. Kandungan air tanah
Laju transpirasi dapat dipengaruhi oleh kandungan air tanah dan alju absorbsi air di akar. Pada siang hari biasanya air ditranspirasikan lebih cepat dari pada penyerapan dari tanah. Hal tersebut menyebabkan devisit air dalam daun sehingga terjadi penyerapan yang besar, pada malam hari terjadi sebaliknya. Jika kandungan air tanah menurun sebagai akibat penyerapan oleh akar, gerakan air melalui tanah ke dalam akar menjadi lambat. Hal ini cenderung untuk meningkatkan defisit air pada daun dan menurunkan laju transpirasi lebih lanjut (Loveless,1991).
D. Bahan dan Metode
a. Kantong plastik tembus cahaya
b. Tanaman dalam pot (Kamboja, Bonsai, Beras Kutah, dan Pisang- Pisangan)
c. Solasi plastik/ tali rafia
d. Tabung ukur
e. Penggaris
f. Stopwatch
E. Prosedur Kerja
1) Siapkan tanaman yang akan digunakan percobaan.
2) Bungkus tanaman sampi bagian batang.
3) Ikat bagian bawah dengan menggunalkan solasi plastik.
4) Panaskan di bawah terik matahari selama 1 jam
5) Biarkan setelah 1 jam dalam tempat teduh cahaya
6) Lepaskan plastik penutup pelan- pelan agar uap air tidak menetes.
7) Ukur panjang dan lebar setiap daun dari tanaman yang diamati.
8) Catat hasil pengamatan laju transpirasi tersebut.
Tabel.1 Laju Transpirasi
Nama tanaman Jumlah daun Panjang x Lebar daun Luas Daun Luas Keseluruhan
Kamboja 20 4 x 9 cm 36 cm2 7,2 dm2
Beras Kutah 8 17x6 cm 102 cm2 8,16 dm2
Bonsai 17 4,5x 1,7 cm 7,65 cm2 1,3005 dm2
Pisang- pisangan 7 12x 5 cm 60 cm2 4,2 dm2
Waktu (t) dalam percobaan tersebut yaitu: 1 jam atau 60 menit
Luas dau satuan cm2 dijadikan dm2
Jadi, laju transpirasi dari tanaman diatas adalah sebagai berikut:
1. Kamboja (Plumeria sp)
Rumus : V; L. Keseluruhan = 0,25 ml/dm2/jam
t
2. Beras kutah (jawa)
Rumus : V; L. Keseluruhan = 0,0245 ml/dm2/jam
t
3. Bonsai(Ficus pruning)
Rumus : V; L. Keseluruhan = 0,538 ml/dm2/jam
t
4. Pisang- pisangan (Famili Musaceae)
Rumus : V; L. Keseluruhan = 0,238 ml/dm2/jam
t
cm – m / 100
cm – dm / 100
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar